Kehidupan manusia tidak pernah memisahkan perjuangan dan pengorbanan. Ramadhan mengajarkan ini melalui puasa. Menjaga kelaparan, kehausan, dan keinginan setiap hari adalah bentuk pertempuran dengan diri sendiri. Ini mengingatkan bahwa hidup adalah bidang pertempuran. Muslim harus terus berjuang melawan godaan, keserakahan, dan penanganan diri. Pengorbanan di bulan Ramadhan juga dilihat oleh keinginan untuk meninggalkan hal -hal yang benar -benar halal, seperti makan dan minum, untuk mencapai kegembiraan Tuhan. Ini adalah pelajaran bahwa dalam hidup, orang harus siap berkorban untuk mencapai tujuan yang lebih besar dan lebih banyak Muliampan dan sering disebut Bulan Pemurnian Jiwa. Dalam hidup, orang tidak luput dari dosa, kesalahan dan tempat yang mencemari hati mereka. Ramadhan hadir sebagai kesempatan untuk membersihkan melalui kalimat puasa, malam (Tarawih), bacaan Al -Qur’an dan tindakan berbudi luhur lainnya. Proses pembersihan ini mengajarkan bahwa hidup itu seperti manusia dalam dan otomatis. Sementara Ramadhan membersihkan jiwa dari tanah yang berdosa, orang -orang harus terus mencoba membersihkan hati dan memikirkan hal -hal negatif, seperti kecemburuan, kecemburuan dan kebencian. Rramadan adalah Bulan Coran sebagai panduan bagi manusia. Al-Qur’an adalah sumber makna kehidupan manusia tentang tujuan kreativitas, sifat keberadaan dan jalan menuju kebahagiaan sejati. Dalam kehidupan, orang sering terjebak dalam kebiasaan dan pekerjaan duniawi, untuk melupakan tujuan hidup yang sebenarnya. Ramadhan mengingatkan orang untuk kembali ke Alquran sebagai panduan kehidupan. Saat membaca, memahami dan mempraktikkan Al -Qur’an, orang dapat menemukan makna dan arah yang sebenarnya. Ini adalah pelajaran bahwa hidup harus hidup dengan kesadaran dan tujuan yang jelas, tidak hanya mengalir tanpa orientasi. Salah satu kebijaksanaan besar puasa Ramadhan adalah mendorong perasaan simpati terhadap orang lain, terutama mereka yang kurang beruntung. Ketika Anda merasa lapar dan haus, orang menjadi lebih sensitif terhadap penderitaan orang lain mungkin menghadapi kesulitan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan dasar. Ini adalah cerminan dari kehidupan manusia yang penuh dengan perhatian dan solidaritas. Ramadhan mengajarkan hidup tidak hanya tentang Anda, tetapi juga pada kontribusi dan membantu orang lain. Zakat Fitrah dan Almsgules yang direkomendasikan di Ramadán adalah contoh praktis berbagi dan merawat orang. Selain itu, Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk melakukan perubahan dan direformasi diri. Dalam sebulan, orang dilatih untuk didisiplinkan, pasien dan termasuk ibadah. Kebiasaan baik yang terbentuk di bulan Ramadhan diperkirakan akan berlanjut di bulan -bulan berikutnya. Ini mencerminkan bahwa kehidupan manusia adalah proses perubahan berkelanjutan. Orang harus selalu berusaha menjadi lebih baik dari hari ke hari, meninggalkan kebiasaan buruk dan mengembangkan potensi mereka. Ramadhan mengajarkan bahwa perubahan itu dimungkinkan, asalkan dimaksudkan, upaya dan konsistensi. Rramadan juga merupakan persiapan untuk kehidupan yang lebih baik di dunia dan banyak lagi. Adorasi di bulan Ramadhan, seperti puasa, kalimat malam dan sedekah, adalah latihan untuk meningkatkan moralitas. Moralitas ini adalah ketentuan utama orang dalam hidup. Ini mengingatkan orang bahwa kehidupan dunia hanya sementara dan harus mempersiapkan hidup yang kekal. Ramadhan adalah promosi untuk meningkatkan, meningkatkan kualitas ibadah dan mendekati Tuhan, sehingga mereka siap menghadapi semua tantangan hidup dengan kedamaian dan iman. Meskipun tidak dengan cepat makan dan minum, orang disarankan untuk menjaga kesehatan mereka dan tidak terlalu banyak saat melanggar. Di sisi lain, Ramadhan juga menekankan pentingnya memuaskan kebutuhan spiritual melalui menyembah dan mendekati Tuhan. Ini adalah pelajaran di mana kehidupan manusia harus seimbang antara dunia dan lebih banyak, antara kebutuhan fisik dan mental. Orang tidak boleh terlalu fokus pada satu aspek, tetapi harus mempertahankan harmoni dalam segala hal. Sebagian besar kamus menjelaskan bahwa kata Ramadhan berarti “sangat panas” (Syadîdul Har). Kata ini diturunkan perlahan -lahan ar -ramadh (الرمض الرمض) atau ar -ramdhâ` (nama ini terjadi karena pada waktu pengambilan keputusan pertama, cuaca sangat panas (ibn manzhur, kata Ramadhic), para sarjana ini.