
JAKARTA, SSN NEWS – Presiden Prabowo Subio meluncurkan program koperasi merah dan putih, sebuah inisiatif desa untuk koperasi yang bertujuan untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan menstabilkan harga bahan baku dasar.
Menteri Pertanian (Mentan), yang mengambil penugasan langsung dari presiden, mengatakan bahwa program ini adalah solusi jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan perantara atau perantara pada rantai distribusi makanan.
Amran, pada hari Minggu, 9/3/2025, “Sebelumnya, distribusi makanan termasuk delapan rantai pasokan. Dengan program ini, kami menyederhanakannya hanya dalam tiga baris, yaitu produsen (petani), koperasi dan konsumen.” Katanya.
Saat ini, nasi, jagung, kedelai, paprika, bawang dan kopi, seperti omset sembilan makanan terpenting, 313 triliun di tangan zat perantara. Kehadiran mediator ini menyebabkan harga makanan meningkat di tingkat konsumen, sementara petani tidak mendapat manfaat dari manfaat yang sesuai.
Berkat koperasi merah dan putih, distribusi makanan akan lebih pendek dari delapan baris menjadi hanya tiga baris. Dengan sistem ini, pemerintah bertujuan untuk mengurangi omset uang dari 313 triliun rp menjadi 50 triliun rp, sehingga menerima 263 triliun rp langsung oleh petani dan konsumen.
“Jadi semua orang bisa mendapat manfaat dari manfaatnya. Ini adalah solusi permanen untuk Indonesia di masa depan. “
Dengan penerapan koperasi merah dan putih, pemerintah optimis untuk ekonomi daerah pedesaan menjadi lebih kuat. Selain membuat harga makanan lebih stabil dan terjangkau bagi masyarakat, petani menghasilkan lebih banyak keuntungan daripada panen.